IDXChannel - Usai sukses menggelar uji coba penggunaan BioAvtur pada pesawat, kini pemerintah mulai memperhitungkan potensi pendapatan. Hasilnya, Indonesia penjualan bahan bakar ramah energi ini bisa mendatangkan keuntungan hingga Rp1,1 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Harato mengatakan bioavtur sebagai bahan bakar campuran pada transportasi udara memiliki pangsa pasar yang besar. Saat ini, Bioavtur J2,4 ini telah melewati ujicoba pada pesawat CN235-220 yang terbang dari Bandung menuju Jakarta pagi ini.
"Pangsa pasar J2,4 diperkirakan mencapai Rp1,1 triliun dengan kebijakan pemerintah yang memberikan super diskon tax," kata Airlangga dalam video virtual, Rabu (6/10/2021).
Tentunya ini diikuti dengan kebijakan pemerintah yang memberikan super diskon pajak bagi para operator transportasi udara yang menggunakan bioavtur sebagai bahan bakar kendaraannya.
"Agar hal ini dapat terealisasikan, maka keekonomian Bioavtur J2,4 harus terpenuhi tentunya dengan memanfaatkan segala fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah, baik mengenai perpajakan seperti super tax deduction untuk, riset maupun insentif non fiskal," katanya.
Dia berharap pengembangan inovasi kelapa sawit terus berlanjut hingga bisa mewujudkan D100. "Makanya perlu berinovasi pada minyak kelapa sawit ini termasuk membuat biodiesel, bioavtur dan melanjutkan program D100,"pungkasnya.
Saat ini, Kementerian ESDM bersama Komisi Teknis 27-04 Bioenergi telah menyusun SNI Bioavtur Murni/Biojet dan telah terbit pada tahun 2018 dengan nomor 8674:2018.PT Pertamina (Persero) dan ITB melakukan uji coba co-processing kerosene dengan minyak nabati untuk menghasilkan prototype produk bioavtur.
Serangkaian uji karakteristik material bahan bakar telah dilakukan meliputi titik nyala densitas, titik beku, kestabilan termal JFTOT, aromatik, titik kabut, LHV, viskositas dan specific gravity. (TYO)