"APBN menjadi instrumen pemulihan ekonomi yang penting dan akan terus mendukung pembangunan seluruh pelosok Indonesia dan perbaikan kesejahteraan rakyat," ujar dia.
"APBN harus terus dijaga kesehatan dan kredibilitasnya dan diperkuat efektivitas dan akuntabilitasnya agar terus menjadi instrumen pembangunan yang andal," tukasnya.
Berikut indikator ekonomi makro dalam RAPBN 2024 yang sebelumnya sudah disetujui antara pemerintah dan DPR:
Pertumbuhan ekonomi 5,1-5,7%
Laju inflasi 1,5-3,5%
Nilai tukar Rupiah Rp 14.700-15.200 per USD
Tingkat Bunga SBN 10 tahun 6,49-6,91%
Asumsi harga minyak mentah Indonesia 75-80 USD per barel
Lifting minyak bumi sebesar 615-640 ribu barel per hari
Lifting gas sebesar 1.030-1.036 ribu barel setara minyak per hari.
Sementara untuk postur makro fiskal yang akan digunakan sebagai dasar penyusunan RAPBN 2024 (dalam persen terhadap PDB):
Pendapatan negara 11,88-12,38%
Perpajakan 9,95-10,20%
PNBP 1,92-2,16%
Hibah 0,01-0,02%
Belanja negara 14,03-15,01%
Belanja pemerintah pusat 10,49-11,36%
Transfer ke daerah 3,55-3,65%
Keseimbangan primer 0,0035-(0,428)%
Defisit (2,16)-(2,64)%
Pembiayaan 2,16-2,64%
Utang netto 2,46-3,41%
Investasi netto (0,3)-(0,67)%
Rasio utang 38,07-38,97.
(FAY)