IDXChannel - Pembangunan infrastruktur transportasi di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) cukup masif sejak memimpin pada 2014. Manfaat pembangunan tersebut pun telah dirasakan oleh masyarakat di berbagai daerah.
Jokowi merealisasikan berbagai proyek strategis yang meningkatkan konektivitas dan kualitas transportasi di seluruh Indonesia.
Pertama, sistem transportasi KRL yang saat ini sudah memiliki lebih banyak armada dengan rute yang beragam. Hal itu mendapatkan apresiasi dari pengguna setianya, salah satunya Mitha.
“Jadi enggak capek ganti-ganti angkutan, sekali naik KRL aja bisa langsung sampai tujuan,” kata Mitha saat ditemui di Stasiun Tangerang pada Minggu (22/9/2024).
Mitha sering bepergian dengan rute Tangerang-Pondok Cina. Dia mengawali perjalanannya dengan naik KRL dari stasiun Tangerang, kemudian transit di Stasiun Duri.
Lalu, Mitha melanjutkan perjalanan untuk transit di Stasiun Manggarai dan mengakhiri perjalanannya di Stasiun Pondok Cina. “Lebih menghemat waktu juga, asal sudah hafal jam keretanya,” kata Mitha.
Selain itu, ada Maspiah, seorang Ibu yang bekerja menggunakan KRL juga merasakan manfaat dari pembangunan infrastruktur transportasi umum di era Jokowi.
“Intinya transportasi di zaman Jokowi lebih bagus, lebih banyak yang baru-baru. Jalur MRT semakin ditambah rutenya, banyak kemajuan. Ada LRT, jalur-jalur transportasi sudah banyak nyambung-nyambungnya,” kata Maspiah.
Tak hanya angkutan berbasis rel, salah satu tonggak utama dari pencapaian infrastruktur di era Jokowi adalah pembangunan jalan tol. Hingga 2024, pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 kilometer jalan tol baru yang tersebar di berbagai pulau, termasuk Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.
Masyarakat juga banyak merasakan manfaat dari diperluasnya pembangunan jalan tol di Indonesia. Salah satunya Sudarto. Ia bercerita, sebelum masa pemerintahan Jokowi, dirinya harus menempuh waktu 24 jam untuk menuju kampung halamannya di Madiun, Jawa Timur.
Setelah jalan tol terbangun, waktu tempuhnya menuju Madiun terpangkas hanya menjadi 9 jam saja. “Jokowi bagus, dari Sabang sampai Merauke itu cepat sekali. Selama 10 tahun menjabat, Jokowi menurut saya sukses,” kata Sudarto.
Meski tarif tol menjadi lebih mahal, namun hal itu menurutnya sepadan dengan biaya bensin dan tenaga yang tidak banyak terkuras karena waktu perjalanan yang berkurang.
“Pas macet mengeluarkan biaya lebih besar untuk makan, dan tenaganya terkuras. Sekarang memang biaya tol lebih mahal tapi waktunya lebih cepat,” tutur Sudarto.
Lebih jauh, dengan berbagai pencapaian, era pemerintahan Jokowi telah menempatkan pondasi yang kokoh bagi pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia. Peningkatan konektivitas antar wilayah diharapkan akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia.
(Febrina Ratna)