Meskipun kalau melihat pertumbuhan ekonomi pada bulan Agustus dikatakan Eko masih cukup ekspansif. Misalnya dari sisi PMI (Purchasing Managers Index) manufaktur Indonesia sebesar 51,7 poin pada Agustus 2022. Angka tersebut naik tipis 0,78% dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar 51,3 poin.
Adapun inflasi pada bulan Agustus 2022 BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat sebesar 4,69%. Angka tersebut lebih rendah dari dari tingkat inflasi pada bulan Juli sebesar 4,94 persen, atau disebut deflasi.
Namun kondisi pada bulan September ini menurut Eko berbeda ketika pemerinta menaikan harga BBM yang diprediksi bakal meningkatkan inflasi yang membuat Eko pesimis kuartal III pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6%.
"Inflasi akan memengaruhi harapan presiden tadi, kalau data sampai Agustus, masih semuanya menghijau, indikator konsumen bagus, PMI ekspansif, tetapi September bisa berbeda-beda," kata Eko.
(SAN)