"Kemudian kita mendapatkan juga krisis pangan, di mana India melarang ekspor beras, India adalah eksportir terbesar beras hampir 20 juta (ton). Di sebelahnya West Africa biasanya impor 17 juta beras, sehingga tentu pangan menjadi sektor yang sangat penting untuk dunia," tutur dia.
Dari kondisi tersebut, lanjut Airlangga, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2024 terkontraksi. Di mana, lembaga keuangan dunia itu merevisi pertumbuhan ekonomi global tahun depan dari 3 persen menjadi 2,9 persen.
"IMF baru saja merilis economic outlook dan di tahun 2024 direvisi ke bawah, dimana IMF menilai pertumbuhan ekonomi di 2024 dari 3 persen turun ke 2,9 persen. Kemudian, inflasi dan likuiditas menjadi isu yang harus segera diselesaikan," bebernya.
(YNA)