"Ekonomi China slowing down dan domestik demand di China juga menurun, nah ini penting untuk diperhatikan bahwa China adalah salah satu trading partner terbesar Indonesia," ujar Airlangga dalam acara 'Navigating Indonesia's Path: Insight for Today, Visions for Tomorrow', Jakarta, Rabu (11/10/223).
"Di mana Indonesia dengan China sekitar USD130 billion dan tentu efeknya ada, tapi kita juga harus mengantisipasi situasi ketidakpastian ini," ucapnya.
Tak hanya China, kata dia, situasi geopolitik di belahan negara lain juga harus dikaji dampaknya bagi Indonesia. Airlangga menuturkan, peperangan Rusia-Ukraina dan Hamas-Israel juga patut diantisipasi.
Langkah strategis harus diambil, lantaran geopolitik global yang kian memanas diperparah oleh krisis pangan yang terjadi saat ini. Hal itu membuat beberapa negara menerbitkan larangan ekspor pangan, salah satunya India yang membatasi ekspor beras.