Perbaikan likuiditas perbankan nasional tentunya sejalan dengan upaya pemerintah yang secara aktif melakukan injeksi melalui aktivitas fiskal, terutama sejak Semester II-2020. Perkembangan positif dari pemulihan ekonomi, tidak terlepas dari adanya sinergi dan koordinasi kebijakan yang baik antara Pemerintah bersama Kementerian Keuangan, BI, OJK, dan LPS yang tergabung di dalam KSSK.
“Bersama-sama, KSSK senantiasa mempererat koordinasi untuk mengantisipasi berbagai potensi risiko bagi Stabilitas Sistem Keuangan (SSK), dan terus mendorong upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional,” tambahnya.
Selanjutnya dia menjelaskan, jika melihat dinamika global, The FED beberapa minggu yang lalu telah mengumumkan bahwa akhir November ini akan mulai melakukan pengurangan pembelian US Treasury sebanyak USD10 miliar dan mortgage-backed securities sebanyak USD5 miliar setiap bulannya secara gradual.
Hal ini menurutnya memang mengawali proses tapering di Amerika Serikat (AS), namun bukan berarti tiba-tiba kebijakan moneter AS menjadi kontradiktif. Sebaliknya, kebijakan moneter AS tetap akomodatif, hanya saja level ekspansi moneternya dikurangi secara perlahan.
“Selain itu, the FED telah dengan baik mengkomunikasikan kebijakan ini jauh sebelum bulan November dan pasar sudah merespon dengan baik, sehingga efek tantrum secara global tidak terjadi seperti pada tahun 2013 yang lalu. Dan, Gubernur the FED Jerome Powell juga menyatakan bahwa tapering ini tidak akan diikuti dengan peningkatan FED rate dalam waktu dekat,” jelasnya.