Shinta juga mengkritisi persepsi yang berkembang di masyarakat terkait sekolah berstandar global. Dia menegaskan kualitas pendidikan tidak ditentukan semata oleh penggunaan kurikulum asing, tetapi oleh kompetensi guru, relevansi kurikulum, serta sistem asesmen yang kredibel.
Lebih lanjut, dia menyoroti rendahnya produktivitas tenaga kerja Indonesia. Yang mana berdasarkan data Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), produktivitas Indonesia hanya mencapai sepertiga dari rata-rata negara anggota organisasi tersebut.
“Selain jumlah tenaga kerja yang besar, kita juga perlu memastikan kualitas dan produktivitas mereka agar mampu bersaing secara global,” ujarnya.
Shinta juga mengingatkan transformasi digital dan Revolusi Industri 4.0 menuntut keterampilan baru yang lebih kompleks. Tanpa pembaruan sistem pendidikan, jutaan pekerjaan berisiko tergantikan oleh otomatisasi.