Berikutnya, faktor yang kedua yaitu adanya potensi investasi strategis melalui Danantara, entitas investasi baru Indonesia dengan dana kelolaan sebesar USD900 miliar dan dividen tahunan sekitar USD10 miliar. Dana ini, menurut Anindya, dapat diarahkan untuk investasi di sektor hulu migas AS dan mempererat kerja sama strategis antara kedua negara.
Ketiga, peluang kerja sama di sektor pasokan mineral penting (critical minerals). Anindya menyoroti ketergantungan AS pada China dalam rantai pasok mineral penting sebagai celah yang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk menjadi mitra alternatif strategis.
"Jadi, tiga hal itulah yang membuat saya pikir kesepakatan itu bisa dicapai," ujarnya.
(Ahmad Islamy Jamil)