Berdasarkan bahan paparan yang dipublikasi saat RDP, volume penumpang angkutan kereta pada 2021 berkisar 154 juta orang, anjlok signifikan lantaran adanya pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19.
Namun, perlahan naik di 2022 dengan mencatatkan 284 juta penumpang. Lalu, terkerek naik di posisi 389 juta di 2023 dan 440 juta di tahun ini.
Untuk diketahui, KAI mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun anggaran 2025 senilai Rp1,8 triliun. Dana segar itu akan dialokasikan untuk penggandaan rangkaian (trainset) KRL Jabodetabek oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter.
Menurutnya, ada beberapa kereta eksiting yang berusia di atas 30 tahun, sehingga harus memasuki masa konservasi. Sementara itu, penumpang terus menunjukan tren peningkatan, terutama di masa peak hours atau jam sibuk.
Bila kondisi ini tidak diantisipasi, maka akan terjadi overload alias kelebihan penumpang. Salusra memastikan, potensi overload sudah di depan mata.
(NIY)