IDXChannel - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat rasio penumpang angkutan kereta api mencapai 440 juta orang di 2024. Jumlah itu naik signifikan dibandingkan 5 tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAI, Salusra Wijaya mengatakan, jumlah penumpang tahun ini bahkan lebih tinggi dari 2019 atau sebelum Covid-19 yang berada di angka 429 juta orang.
"Bahwa rasio penumpang pasca Covid ini memang luar biasa, tinggi sekali terutama pasca Covid, bahkan lebih tinggi dari 2019 kita cuman 429 juta penumpang, tahun 2024 ini diperkirakan sudah lewat dari 429 juta yakni 440 juta," kata Salusra Wijaya saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (9/7/2024).
Dia menambahkan, peningkatan jumlah kereta terjadi di seluruh jenis angkutan, baik Public Service Obligation (PSO) maupun komersial. Salusra menilai, melonjaknya jumlah pengguna perlu diantisipasi, terutama pada ketersediaan fasilitas atau rangkaian kereta itu sendiri.
“Jadi baik kereta ekonomi, kereta jarak jauh, kereta komersial semuanya meningkat. Ini yang harus kita abtisipasi, bukan cuman kereta PSO, tapi seluruh angkutan kereta,” kata dia.
Berdasarkan bahan paparan yang dipublikasi saat RDP, volume penumpang angkutan kereta pada 2021 berkisar 154 juta orang, anjlok signifikan lantaran adanya pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19.
Namun, perlahan naik di 2022 dengan mencatatkan 284 juta penumpang. Lalu, terkerek naik di posisi 389 juta di 2023 dan 440 juta di tahun ini.
Untuk diketahui, KAI mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun anggaran 2025 senilai Rp1,8 triliun. Dana segar itu akan dialokasikan untuk penggandaan rangkaian (trainset) KRL Jabodetabek oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter.
Menurutnya, ada beberapa kereta eksiting yang berusia di atas 30 tahun, sehingga harus memasuki masa konservasi. Sementara itu, penumpang terus menunjukan tren peningkatan, terutama di masa peak hours atau jam sibuk.
Bila kondisi ini tidak diantisipasi, maka akan terjadi overload alias kelebihan penumpang. Salusra memastikan, potensi overload sudah di depan mata.
(NIY)