sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kaleidoskop 2022: Kilas Balik Industri Sawit RI dan Tantangan ke Depan

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
26/12/2022 07:30 WIB
Tahun depan harga CPO diproyeksi turun ke level USD800 per ton.
Kaleidoskop 2022: Kilas Balik Industri Sawit RI dan Tantangan ke Depan. (Foto: MNC Media)
Kaleidoskop 2022: Kilas Balik Industri Sawit RI dan Tantangan ke Depan. (Foto: MNC Media)

Meski produksinya menurun, stok minyak sawit pada Mei 2022 mencapai 7,2 juta ton, meningkat dari 6,1 juta ton pada Maret 2022. (Lihat grafik di bawah ini.)

Produksi CPO pada Juni 2022 mengalami kenaikan sekitar 6% menjadi 3.29 juta ton sedangkan untuk PKO (minyak kernel) naik menjadi 322 ribu ton. Sehingga total produksi minyak sawit mencapai 3,61 juta ton.

Produksi di bulan September disebut mengalami kenaikan 16% dari bulan Agustus menjadi 4,545 juta ton

Menurut proyeksi USDA, konsumsi minyak sawit untuk industri juga diproyeksikan mencapai 9,6 MMT pada 2021/22, naik dari 8,8 MMT pada periode sebelumnya, yang didorong oleh program mandat biodiesel pemerintah Indonesia dalam B30.

Pemerintah Indonesia menetapkan program blending rate sebesar 30% minyak sawit untuk dicampur ke dalam solar dan kemudian menjadi produk biosolar atau biodiesel.

Tahun ini, pemerintah menetapkan alokasi biodiesel sebesar 10,1 miliar liter, naik dibanding tahun sebelumnya sebesar 9,2 miliar liter tahun lalu.

Sementara berdasarkan data GAPKI, konsumsi minyak sawit dalam negeri pada Juni 2022 juga mengalami kenaikan 225 ribu ton menjadi 1.84 juta ton.

Kenaikan terbesar terjadi pada konsumsi untuk biodiesel yaitu sebesar 130 ribu ton menjadi 720 ribu ton dan untuk pangan naik 97 ribu ton menjadi 934 ribu ton.

Program ini disubsidi oleh dana CPO, yang berasal dari pungutan ekspor atas produk kelapa sawit.

Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Resource (ESDM) menunjukkan subsidi biodiesel tetap tinggi pada Januari 2022, mencapai Rp5.671 per liter, atau 29% lebih tinggi dari tingkat subsidi rata-rata tahun sebelumnya.

Kinerja Ekspor Sawit 2022

Untuk merespons kelangkaan minyak goreng, mulai 28 April 2022, pemerintah resmi menerapkan kebijakan pelarangan ekspor produk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO),minyak sawit merah atau red palm oil (RPO), palm oil mill effluent (POME), serta refined, bleached, deodorized (RBD) palm olein dan used cooking oil. 

“Kebijakan ini diberlakukan untuk memastikan bahwa produk CPO dapat didedikasikan seluruhnya untuk ketersediaan minyak goreng curah dengan harga Rp14 ribu per liter terutama di pasar-pasar tradisional dan untuk UMK (usaha mikro kecil),” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dikutip website Setkab.go.id, Rabu (27/04/2022).

Pelarangan ekspor ini disebut berpengaruh terhadap pencapaian ekspor sawit RI.

Namun, sejak Mei 2022 lalu, akhirnya pemerintah mencabut kebijakan larangan ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya. Alasan dicabutnya larangan ekspor CPO karena banjirnya minyak sawit dalam negeri hingga tangki tingkat produsen penuh.

Di sisi kinerja ekspor, volume ekspor minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) Indonesia mencatat penurunan sepanjang tahun ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia susut 20,8% menjadi 14,65 juta ton sepanjang periode Januari-Agustus 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Menurut BPS, kondisi ini didorong oleh perlambatan perekonomian dunia sehingga permintaan minyak sawit global turun. Selain itu, penurunan ekspor minyak sawit Indonesia juga disebabkan datangnya musim panen minyak nabati di wilayah lain.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement