sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kaleidoskop 2022: Kilas Balik Industri Sawit RI dan Tantangan ke Depan

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
26/12/2022 07:30 WIB
Tahun depan harga CPO diproyeksi turun ke level USD800 per ton.
Kaleidoskop 2022: Kilas Balik Industri Sawit RI dan Tantangan ke Depan. (Foto: MNC Media)
Kaleidoskop 2022: Kilas Balik Industri Sawit RI dan Tantangan ke Depan. (Foto: MNC Media)

Penurunan terdalam terjadi di bulan Mei yang 0,68 juta ton, sementara bulan sebelumnya jumlah ekspor CPO masih di angka 2,09 juta ton.  Namun, ekspor kembali meningkat di bulan Juni mencapai 2,33 juta ton, dan terus meningkat hingga Agustus mencapai 4,33 juta ton. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Adapun di bulan September, ekspor CPO mengalami penurunan cukup besar mencapai minus 27% hanya di level 3,18 juta ton dibanding bulan sebelumnya.

Di bulan berikutnya, ekspor CPO kembali naik menjadi 3,65 juta ton. Kenaikan terbesar terjadi untuk pengiriman tujuan China dengan ekspor mencapai 253,8 ribu ton, disusul Pakistan naik 249,6 ribu ton.

Kinerja 3 Sawit Taipan RI Sepanjang 2022

Berdasarkan data The Science Agriculture, terdapat 10 perusahaan kelapa sawit dengan pendapatan terbesar di Indonesia pada 2020. Tiga di antaranya adalah perusahaan Grup Sinarmas PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) Tbk dengan pendapatan mencapai Rp 40,3 triliun.

Adapun per 30 September 2022, berdasarkan laporan keuangan SMART, penjualan bersih untuk periode sembilan bulan tahun ini meningkat 41% menjadi Rp 57,04 triliun secara year on year (yoy).

Peningkatan pendapatan penjualan ini dihasilkan dari kombinasi apresiasi harga jual rata-rata dan volume penjualan yang lebih tinggi. CPO harga pasar berdasarkan FOB Belawan naik 23% year-on-year, rata-rata USD1.368 per MT selama periode sembilan bulan tahun 2022.

Selama periode sembilan bulan tahun ini, produksi buah SMART juga dilaporkan sedikit menurun 3% menjadi 1,86 juta ton, dari basis produksi tinggi tahun lalu yang mengalami rebound setelahnya kondisi El Niño.

Produksi juga dipengaruhi oleh tingginya curah hujan dan persiapan perkebunan tua untuk penanaman kembali.

Sejalan dengan itu, produksi CPO dan PK sedikit menurun menjadi 425 ribu dan masing-masing 117 ribu ton. Tingkat ekstraksi minyak sawit dan kernel masing-masing mencapai 20,8% dan 5,7%,.

Di posisi kedua ada perusahaan Grup Astra PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan pendapatan mencapai Rp 18,8 triliun di tahun 2020.

Hingga September 2022, Astra Agro mencatat penurunan pendapatan bersih sebesar 8,3% menjadi Rp 17 triliun. Pada tahun 2021, Perseroan disebut telah membayar pungutan ekspor dan pajak ekspor sebesar Rp 228 miliar atau mengalami penurunan sebesar 75,1% Ytd dari tahun sebelumnya sebesar Rp 916 miliar.

Harga jual rata-rata CPO hingga September 2022 mengalami peningkatan sebesar 24% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021.

Sehingga, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik saham pada September 2022 sebesar Rp 1,2 triliun atau mengalami penurunan sebesar 17,2% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Hingga September 2022, Astra Agro mencatat produksi CPO sebesar 984 Ribu Ton, atau turun sebesar 13,7% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Penurunan ini juga diiringi dengan penurunan TBS proses sebesar 12,0% sebagai imbas dari masih dirasakannya penurunan produktivitas tanaman akibat kemarau panjang yang terjadi pada tahun 2019.

Sementara di posisi ketiga ada perusahaan Grup Salim PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dengan pendapatan mencapai Rp 14,4 triliun di tahun 2020.

Hingga September 2022, Grup SIMP mencatat penjualan sebesar Rp12,33 triliun, turun 13% yoy terutama karena turunnya penjualan produk Minyak & Lemak Nabati yang sebagian diimbangi oleh kenaikan harga jual rata-rata produk sawit.

Adapun laba bruto sebesar Rp3,34 triliun atau turun 3% yoy, laba usaha Rp2,20 triliun, meningkat 12% yoy dan EBITDA Rp3,36 triliun atau meningkat 14% yoy. Di sisi core profit juga mengalami kenaikan 37% yoy menjadi Rp1,42 triliun.

Sementara, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 59% yoy menjadi Rp896 miliar.

Di sisi produksi, TBS inti yang dihasilkan SIMP sekitar 2,1 juta ton, relatif tidak berubah yoy seiring pengaruh cuaca yang tidak mendukung terutama di periode kuartal 1 2022. Total produksi CPO naik 5% yoy menjadi 551 ribu ton.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement