sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kaleidoskop 2022: Kilas Balik Industri Sawit RI dan Tantangan ke Depan

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
26/12/2022 07:30 WIB
Tahun depan harga CPO diproyeksi turun ke level USD800 per ton.
Kaleidoskop 2022: Kilas Balik Industri Sawit RI dan Tantangan ke Depan. (Foto: MNC Media)
Kaleidoskop 2022: Kilas Balik Industri Sawit RI dan Tantangan ke Depan. (Foto: MNC Media)

Sementara pada kuartal 3 tahun ini, produksi TBS inti dan CPO masing-masing meningkat 20% dan 21% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Beberapa nama lain pemain sawit RI di antaranya PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) dengan pendapatan Rp 6,6 triliun di tahun 2022, PT Mahkota Group Tbk (MGRO) sebesar Rp4,1 triliun, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mencapai Rp4 triliun.

Kemudian, perusahaan Grup Salim PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) sebesar Rp3,5 triliun, Grup Sampoerna PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) senilai Rp3,5 triliun, Grup Bakrie PT Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) mencapai Rp2,5 triliun, dan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) Rp2,5 triliun.

Tantangan Disrupsi Global

Lembaga konsultan Fitch Ratings memprediksi harga CPO acuan di bursa derivatives Malaysia rata-rata diprediksi akan turun menjadi USD800/ton di tahun depan dibandingkan USD1.200/t pada tahun ini.

Di sisi harga, berdasarkan data Trading Economics, CPO pernah mencapai harga tertingginya pada Maret sepanjang 2022. Kondisi ini dipicu oleh permintaan yang melambung dan pembatasan ekspor CPO Indonesia.

Namun, hingga akhir tahun ini, harga minyak sawit terkoreksi turun 741 MYR/MT atau 15,78% sejak awal tahun 2022, menurut perdagangan contract for difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Sementara mengutip Fastmarket, harga minyak sawit berjangka Malaysia untuk pengiriman dalam tiga bulan ke depan akan dipatok antara MYR 3.500-5.000 per ton hingga kuartal pertama 2023.

Hal ini disampaikan pada Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2022 di Nusa Dua, Bali yang diselenggarakan GAPKI, Jumat (4/11/2022).

Dalam acara tersebut, pakar komoditas dunia dari Oil World, Thomas Mielke, memprediksi tahun 2023 harga minyak inti sawit diperkirakan melebihi harga minyak nabati lainnya seperti rapeseed, soybean dan lainnya.

Menurut Mielke, penguatan itu disebabkan beberapa hal. Pertama, hal ini dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik, perang di Ukraina, inflasi dan resesi ekonomi, serta dampak pada harga energi dan permintaan minyak nabati.

Kedua, keterbatasan areal lahan di sejumlah negara penghasil oilseed akan menjadi tantangan untuk memperluas produksi minyak nabati mereka. Namun di sisi lain, pertumbuhan besar produksi sawit secara masif akan terjadi di Brasil, Rusia, dan benua Afrika. (ADF)

Halaman : 1 2 3 4 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement