IDXChannel - Kapasitas pembangkit listrik batu bara di Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan turun lebih dari 50 persen pada 2050. Prediksi tersebut dikeluarkan Badan Informasi Energi (EIA).
Dilansir dari Reuters pada Jumat (12/5/2023), peraturan lingkungan membengkakkan biaya operasional. Pembangkit batu bara tua akan digantikkan sumber listrik yang lebih bersih, termasuk gas alam dan energi terbarukan.
Gedung Putih baru-baru ini meluncurkan strategi besar untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor listrik. Ini merupakan bagian dari upaya dekarbonisasi ekonomi demi melawan perubahan iklim.
Salah satu rencana dalam strategi besar tersebut yakni kewajiban pembangkit listrik tenaga batu bara yang beroperasi setelah 2040 untuk memasang teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) mulai 2030.
Badan Perlindungan Lingkungan memproyeksikan strategi besar tersebut akan mengurangi emisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara dan gas baru sebesar 617 juta ton antara 2028 dan 2042, atau setara dengan pengurangan emisi tahunan 137 juta kendaraan penumpang.
EIA memproyeksikan bahwa kapasitas gabungan dari pembangkit tenaga surya dan angin akan meningkat tiga kali lipat pada 2050, menghasilkan antara 40 persen dan 69 persen dari produksi listrik AS.
Batu bara masih akan menyediakan antara 1 persen dan 8 persen produksi listrik pada 2050, karena kemampuannya untuk beroperasi sepanjang waktu tanpa bergantung pada ketersediaan sinar matahari atau angin.
(WHY/Anggerito Kinayung Gusti)