"Rupiah berpeluang kembali tertekan, yang nantinya akan merembet dan bermuara pada penurunan daya beli masyarakat di tanah air," ujarnya.
Maka dari itu, Gunawan menegaskan, kebijakan menaikkan PPN ini sebaiknya dipertimbangkan ulang, setidaknya hingga publik tahu arah kebijakan ekonomi pemerintah AS di 2025.
Apalagi, sejauh ini Presiden telah menginstruksikan untuk mengurangi anggaran infrastruktur. Langkah ini sebenarnya sudah memberikan pesan kepada kita bahwa pemerintah sudah menetapkan skala prioritas pengeluarannya.
"Hanya saja, AS sangat berpeluang mengubah tatanan ekonomi global dengan arah kebijakan yang baru. Dinamika ekonomi global saat ini dan ke depan cenderung memberikan dampak buruk bagi ekonomi di tanah air. Sekalipun kebijakan tersebut tidak sepenuhnya mampu mengatasi dilema anggaran pemerintah saat ini, tetapi kebijakan apapun yang diambil setelah Trump menjabat akan lebih terukur," ujarnya.
(Dhera Arizona)