Saat ini, berbagai persiapan telah dilakukan, mulai dari penataan sumber daya manusia sesuai kebutuhan operasional, kesiapan fasilitas pabrik (off farm), hingga koordinasi dengan PG Camming terkait distribusi bahan baku tebu yang akan digiling di PG Bone.
"Untuk 2026, PG lain juga direncanakan akan diaktifkan kembali, yaitu PG Sei Semayang. Pelaksanaannya akan terus dimonitor dan dievaluasi," ujar Ghani.
Sebagai Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perkebunan, PTPN memang sengaja mendirikan PT SGN sebagai entitas khusus yang bertugas mengelola industri gula di Indonesia.
Lingkup kinerja PT SGN nantinya bakal lebih banyak bertugas menangani proses reaktivasi pabrik, daftar pabrik gula yang akan di-reaktivasi, hingga kapasitas olah tebu.
Ghani menjelaskan, strategi reaktivasi PG tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi, namun juga memberikan dampak ekonomi yang lebih luas, seperti menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar, meningkatkan kesejahteraan petani tebu, serta mendukung perkembangan sektor agribisnis lokal.