Di tempat yang sama, Kasubdit Pendanaan dan Pengawasan Angkutan BPTJ Ghoefron Koerniawan menjelaskan kerugian juga terjadi dari sisi biaya pemakaian kendaraan, tetapi dampak akibat emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan juga diperhitungkan.
"Kemudian banyak emisi yang keluar di mana-mana, kemudian menyebabkan orang sakit, biaya perawatan dan sebagaimana termasuk konsekuensi perawatan kendaraan yang seharusnya belum masuk bengkel tapi karena kemacetan perlu ada komponen yang harus dicek dan diperbaiki," ujar Ghoefron.
Karena itu, pemerintah fokus terhadap pembangunan transportasi publik untuk dapat mengurangi emisi udara dan juga efek lainnya.
"Sehingga pemerintah concern membangun public transport yang baik, sehingga tadi kemacetan berkurang kemudian emisi juga berkurang dan efek-efek berikutnya itu yang bisa kita hemat untuk membangun yang lebih baik dan alokasi yang bermanfaat buat masyarakat," pungkas dia. (NIA)