IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya MIneral (ESDM) meyakini energi matahari (surya) memiliki potensi dalam penyediaan listrik nasional untuk mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang.
Keyakinan tersebut didasarkan pada komposisi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yang ada saat ini, di mana dari 587 GW kapasitas pembangkit yang ada, sebesar 361 GW atau lebih dari 60 persen diantaranya akan berasal dari energi surya.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ego Syahrial, mengatakan bahwa untuk mendorong pemanfaatan energi surya, pemerintah memiliki tiga program besar pemanfaatan energi surya, yaitu PLTS atap, PLTS ground-mounted skala besar, dan PLTS terapung.
"Implementasi beragam program ini membutuhkan kontribusi dari banyak pihak, tak hanya pemerintah, pemegang wilayah usaha, maupun pengembang energi terbarukan, tetapi juga para pengguna energi, seperti sektor komersial dan industri," jelas Ego, dalam keterangan resminya, Rabu (20/4/2022).
Untuk mengembangkan PLTS ini, dukungan dari manufaktur lokal sangat diperlukan guna memenuhi TKDN dan memberikan manfaat yang besar untuk dalam negeri terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja.
"Disamping itu aspek kemudahan akses pembiayaan murah, insentif, dan fasilitas pembiayaan lainnya sangat penting untuk memberikan kelayakan finansial dan meningkatkan investasi energi terbarukan seperti PLTS," ungkapnya.