"Semen Non OPC memiliki beberapa kelebihan, baik dari sisi teknis, ekonomi maupun lingkungan. Pemanfaatan semen Non OPC dilakukan dengan menyesuaikan spesifikasinya dengan jenis atau peruntukan pekerjaan konstruksinya, apakah untuk konstruksi jalan, bendungan atau konstruksi bangunan gedung," ujar Rachman.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Lilik Unggul Raharjo mengatakan, ASI beserta pemangku kepentingan terkait siap mensukseskan Optimalisasi Penggunaan Semeh Ramah Lingkungan di Kementrian PUPR dalam rangka Pembangunan Konstruksi Berkelanjutan.
Pada 2010 hingga 2022, kata Lilik, intensitas karbon industri semen Indonesia berkurang dari 725 kg CO2 per ton cementitious menjadi 631,70 kilogram CO2 per ton cementitious, mencapai pengurangan emisi absolut sebesar 6,54 Juta ton CO2 atau mengalami penurunan sebesar 12,9%.
“Industri semen memainkan peran kritis dalam mengurangi emisi CO2 dan komitmen penerapan inisiatif strategis sangat penting untuk mencapai emisi karbon net-zero," kata Lilik.
(FHM)