Perjanjian definitif mega proyek ini diteken bersamaan dengan acara puncak Business 20 Summit (B20) dan jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali.
Febriany menambahkan, kesepakatan bersama Huayou ini akan meningkatkan kapasitas produksi nikel menjadi tiga kali lipat. Dari sebelumnya 40 kilo ton menjadi 120 kilo ton nikel per tahun.
(Foto: MNC Portal Indonesia)
Pabrik HPAL ini akan mengolah biji nikel limonit dan bijih saprolit kadar rendah dari tambang PT Vale Indonesia di Pomalaa untuk menghasilkan produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).
“Sebelum datangnya Huayou kita sepakat untuk memproduksi 40.000 ton, namun dengan datangnya Huayou kami memutuskan untuk meningkatkan produksi menjadi 120.000 ton atau tiga kali lipat lebih banyak," jelas Febriany.