Agenda tersebut dinamakan Mangrove Alliance Gathering. Agenda Mangrove Alliance Gathering digelar sebagai wadah untuk mendiskusikan peluang pengembangan kemitraan multi stakeholders dan aksi rehabilitasi dan restorasi mangrove dan juga membicarakan terkait peranan yang dapat dilakukan oleh pihak-pihak terkait dalam aksi kolektif ini (21/12/22).
“Ini merupakan sebuah peluang yang harus kita optimalkan. Jika mangrove dikelola dengan baik, tidak hanya berdampak pada lingkungan, tapi punya nilai ekonomi yang luar biasa melalui pemanfaatan lahan tambak dan ekowisata mangrove,” ucap Arsjad
Peran penting tersebut membutuhkan partisipasi secara masif, mulai dari para pembuat kebijakan hingga masyarakat sekitar. Maka dari itu diperlukan upaya-upaya untuk menciptakan semangat kolektif diperlukan untuk menyukseskan program tersebut.
KADIN sebagai wadah segala jenis usaha berupaya memfasilitasi hal tersebut untuk memitigasi iklim serta menumbuhkan manfaat bagi masyarakat sekitar. Peranan dari masyarakat sekitar dapat dimunculkan dengan adanya pelibatan aktif dan adanya jejaring yang kuat antara pusat dan daerah, serta perlu adanya penyesuaian implementasi melihat kondisi masyarakat setempat.
Arsjad Rasjid juga mengatakan, gerakan ini dapat mendorong berbagai pemangku kepentingan (pemerintah, swasta, dan filantropi) untuk bergabung dalam aksi kolektif rehabilitasi dan restorasi mangrove. Sehingga, dapat bersama-sama membantu melestarikan lingkungan, melawan krisis iklim, serta membangun ekosistem ekonomi hijau secara inklusif dan kolaboratif.
Pentingnya Mengoptimalkan Pemanfaatan Mangrove Melalui Model Regeneratif Silverius Oscar Unggul, Wakil Ketua Umum Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjelaskan bahwa model regeneratif lebih dari sekedar pelaksanaan perlindungan, pemanfaatan maupun pengawetan. Tetapi, regeneratif mempunyai nilai lebih untuk lingkungan dan masyarakat.