Untuk itu, dirinya berharap, penerapan teknologi perbankan di institusi perbankan plat merah itu dapat diimbangi dengan penerapan manajemen resiko yang baik.
Termasuk penerapan strategi anti fraud untuk mendeteksi adanya kemungkinan penyalahgunaan transaksi digital. Selain itu, SDM di Bank Jatim juga harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup terkait penggunaan teknologi tersebut.
"Apalagi di era saat ini inovasi terus berlanjut, kolaborasi semakin meluas, dan perusahaan konvensional juga melakukan go digital. Di sektor keuangan, perusahaan fintech terus mengeluarkan produk barunya dan berkolaborasi dengan berbagai bank termasuk Bank Jatim," ungkapnya.
Adapun kinerja Bank Jatim pada 2020 secara umum relatif stabil, meski tahun lalu sudah terpengaruh pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari total aset yang meningkat 8,94% dari Rp76,75 trilun menjadi Rp83,61 triliun.
Lalu Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 13,08% dari Rp60,54 triliun menjadi Rp68,468 triliun. Termasuk dari segi Kredit yang diberikan meningkat 8,16% dari Rp38,35 triliun menjadi Rp41,48 triliun, serta Laba bersih meningkat sebesar 8,17% dari Rp1,37 triliun menjadi Rp1,489 triliun.