“Ekspor (menurun), terutama untuk negara-negara yang memang ekonominya mulai menunjukkan kecenderungan melemah, seperti dari Amerika, China,” ujar Sri Mulyani.
Sekedar informasi, kontraksi pada PMI Manfaktur RI kali ini merupakan yang pertama kalinya sejak Agustus 2021, atau setelah 34 bulan berturut-turut mengalami ekspansi.
Economics Director S&P Global Market Intelligence, Paul Smith, mengatakan, terkontraksinya PMI Manufaktur Indonesia karena adanya penurunan permintaan.
"Pasar secara umum melambat mendorong penurunan marginal pada kondisi pengoperasian selama bulan Juli, dengan permintaan baru berkurang, dan produksi turun untuk pertama kali dalam dua tahun," ujar Paul dalam keterangan resmi S&P Global, Kamis (1/8).
Selain itu, kinerja ekspor melambat meski dalam tingkatan yang lebih rendah. Penundaan dan keterlambatan pengiriman juga turut membebani kinerja ekspor.
(Fiki Ariyanti)