IDXChannel - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memaparkan harga sejumlah komoditi pangan mulai menurun setelah sempat mengalami kenaikan, yang berujung inflasi cukup tinggi. Namun berkat jurus jitu pengendalian inflasi dengan 5 K hak itu bisa ditanggulangi.
Menurut Khofifah, ada lima langkah strategis pada pengendalian inflasi pertama keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, komunikasi efektif, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif
"Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) ini membutuhkan strong partnership dan strong commitment diantara seluruh elemen strategis di negeri ini," kata Khofifah, pada rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur di Malang, pada Rabu (10/8/2022).
Pada acara yang juga dirangkai dengan Aksi Operasi Pasar, Gerakan Pasar Murah serta Kerjasama Antar Daerah (KAD) tersebut, disampaikan mantan menteri sosial (Mensos) ini bahwa pengendalian inflasi pangan harus dilakukan bersama lintas sektor vertikal horisontal.
Hal itu pula yang selama ini ia lakukan dalam mengendalikan inflasi di Jatim. Ia mengaku selalu aktif berkoordinasi dengan Kapolda, Pangdam, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati), dan jajarannya sampai tingkat bawah juga bupati walikota dalam mengambil sebuah kebijakan.
"Pengendalian inflasi pangan akan memberikan dampak signifikan bagi masyarakat. Karena hal ini berhubungan langsung dengan kebutuhan pokok. Inflasi Jatim pada Juli 2022 sebesar 0,61 persen bulan ke bulan," kata dia.
Menurut Khofifah angka tersebut termasuk cukup tinggi. Pasalnya, dari harga beberapa komoditi pangan termasuk cabai, cabai merah, dan bawang merah sudah menurun signifikan. Sementara telur dan daging ayam masih di atas harga eceran tertinggi (HET). Alasannya memang pakan ayam, pakan ternak terutama 50 persen dari jagung menurut para peternak harganya relatif masih cukup tinggi dibandingkan HET yang ditetapkan pemerintah.
"Format format seperti ini memang membutuhkan penyelesaian berupa macro policy secara nasional yang menjadi bagian sangat penting," tuturnya.
Perempuan kelahiran Surabaya ini menerangkan, saat terjadi inflasi seperti saat ini dibutuhkan intervensi efektif yang harus dilakukan kepala daerah. Maka dibutuhkan panduan regulasi dari pusat yang clear yang bisa dijadikan pedoman bagi pemerintah daerah.
Meski begitu, Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang secara year on year 5,74 persen tertinggi di Indonesia. Angka ini juga menjadikan Jawa Timur sebagai lokomotif perekenomian nasional. Selain itu, posisi Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional juga memiliki peranan penting dalam pengendalian inflasi pangan.
"Maka dalam mengendalikan inflasi pangan kita akan melakukan beberapa langkah ekstra bersama TPID Jatim. Diantaranya perluasan kerjasama antar daerah (KAD) dalam lingkup provinsi Jawa Timur dengan provinsi lain, melakukan operasi pasar prioritas yang targeted dan terukur, serta digitalisasi hulu-hilir komoditi pangan," tandasnya.
(IND)