Dia mencatat, fenomena itu merupakan dampak dari struktur cukai yang berlapis sehingga terjadi kesenjangan harga yang lebar antar produk rokok di pasaran.
"Artinya, mereka memiliki kesempatan untuk menjual rokok lebih murah dibandingkan di golongan I. Ini yang mengakibatkan orang pindah dari golongan I ke golongan II," paparnya.
Vid menyatakan, selama rokok dikenakan cukai yang berbeda-beda, maka masyarakat bebas untuk mengkonsumsi produk dengan harga yang lebih rendah.
"Coba seandainya ada merek A harga Rp30.000, merk B harga Rp20.000 dengan rasa tidak jauh beda, kira-kira pilih yang mana? Teman-teman saya banyak yang dulunya mengkonsumsi rokok golongan I pindah ke golongan II," beber dia.
Di kesempatan terpisah, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta, Mukhaer Pakkana, juga menyoroti fenomena peralihan konsumsi yang terjadi dipengaruhi oleh struktur tarif cukai yang kompleks dan adanya jarak tarif yang lebar antar golongan rokok.