IDXChannel - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan, saat ini terjadi peralihan investasi dari sebelumnya padat karya menjadi padat modal. Hal itu berdampak pada serapan tenaga kerja yang menurun meski investasi masuk ke Indonesia.
Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani menjelaskan, kondisi menurunnya kontribusi serapan tenaga kerja terhadap investasi ini terjadi kurang lebih sembilan tahun terakhir.
Sebagai pembanding, pada 2013, setiap Rp1 triliun mampu menyerap 4.595 tenaga kerja, sedangkan pada 2023 ini setiap Rp1 triliun hanya mampu menyerap 1.379 orang.
"Walaupun pemerintah memacu investasi, karena kita melihat penciptaan lapangan kerja ini belum signifikan, rekrutmen Indonesia mengalami penurunan daya serap tenaga kerja selama sembilan tahun terakhir," ujar Shinta dalam konferensi pers di Kantor Pusat Apindo Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Shinta menuturkan, kondisi ini disebabkan oleh adanya disrupsi teknologi yang pada sebuah industri. Sehingga, invetasi yang masuk cenderung padat modal alias membeli alat alat dan mesin, dan minim serapan tenaga kerja baru.
Kondisi ini, dinilai Shinta menjadi tantangan bagi sektor ketenagakerjaan kedepannya yang juga berhadapan dengan pertumbuhan populasi di Indonesia.
"Ini juga yang akan mempengaruhi bonus demografi kita, ini harus jadi perhatian, karena berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja," sambungnya.
Maka dari itu, menurut Shinta, pemerintah perlu melakukan penyesuaian SDM terhadap kebutuhan industri saat ini yang sudah lebih banyak menggunakan teknologi. Namun, seiring berkembangnya teknologi-teknologi baru, juga akan menciptakan lapangan kerja yang baru.
"Saat ini pun dengan industrilisasi, dan masuk digitalisasi, itu serapan tenaga kerja sudah berkurang, jadi jenis pekerjaan juga sudah berbeda," pungkasnya.
(YNA)