IDXChannel - Pengacara atau Kuasa hukum dari korban trading aplikasi binary option, Finsensius Mendrofa, menyatakan keheranannya di mana 275 rekening terkait investasi ilegal baru saja dibekukan pemerintah.
Padahal, dia menilai di balik lancarnya sejumlah investasi trading menggunakan aplikasi Binomo, terdapat akun bank BUMN sebagai tujuan transfer. Dia menyayangkan, bergulirnya kasus ini seharusnya bisa diantisipasi pemerintah.
“Kenapa (terkesan) ada pembiaran, ini kan perbankan kita harusnya mengendus. Kan dalam melakukan transaksi banyak perbankan kita dan alat transksi keuangan itu virtual account (rekeningnya) ke satu tempat mungkin puluhan ribu yang main aplikasi itu. Yang sampai sekarang gak jelas dan belum ditelusuri” kata Finsensius kepada MNC PORTAL, Dikutip Sabtu (26/3/2022).
Finsen menyebutkan jika benar terdeteksi aliran yang tak semestinya, mengapa tidak dilakukan pencegahan awal dan pihak perbankan harus buka suara dan melakukan pengecekan.
“Kalau itu tidak benar ini kan benar-benar tidak benar apalagi kan ini bank-bank himbara (BUMN) harusnya dari pihak perbankan juga tahu uang kemana, dari mana."
“Nah ini kan juga heran, Kenapa kok bank Ini diam saja, dicek harusnya ada apa aliran dari mana kan BUMN, apalagi kan ini kan uang BUMN ini kan harusnya ada pajak ada pemasukan ke negara pajaknya,” ungkapnya.
Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), kembali melakukan pemantauan terhadap aliran dana dari investor ke berbagai pihak terkait dengan produk investasi trading ilegal.
Per tanggal 24 Maret PPATK kembali melakukan penghentian sementara transaksi yang diduga berasal dari tindak pidana berupa investasi ilegal yang berasal dari 17 rekening dengan nilai Rp77,945 miliar.
“Sehingga total penghentian sementara transaksi yang diduga berasal dari tindak pidana berupa investasi ilegal sebesar Rp502,88 M dengan jumlah 275 rekening," pungkas Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, dalam rilis reminya hari kemarin (25/3/2022). (TYO)