IDXChannel - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) memastikan pabrik Cold Rolling Mill (CRM) fase II diperuntukkan bagi industri otomotif di dalam negeri.
Hal itu sejalan dengan arahan pemerintah agar perusahaan memperkuat ekosistem kendaraan listrik atau EV Battery (EV) di Tanah Air.
Direktur Utama Krakatau Steel, Purwono Widodo, mengakui pabrik Cold Rolling Mill yang diperuntukkan khusus bagi industri otomotif belum tersedia saat ini.
Padahal, baja menjadi instrumen penting dalam industri otomotif, terutama untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik.
Karena itu, pembangunan CRM fase II dikhususkan untuk memenuhi permintaan pasar otomotif di dalam negeri. Target pembangunan awal fasilitas tersebut dapat diimplementasikan pada 2025 atau dua tahun mendatang.
"Jadi CRM (fase II) itu bagian daripada untuk pengembangan baja yang ditugaskan pemerintah mendukung EV Battery," ujar Purwono saat Public Expose 2023, Rabu (22/11/2023).
"Jadi baja otomotif yang terutamanya adalah EV. Nah, saat ini kita dalam persiapan karena kita punya CRM tahap I di Krakatau Steel, kita belum punya CRM yang khusus untuk otomotif, kalau dengan Posco ini untuk otomotif," lanjutnya.
Aksi korporasi emiten bersandi saham KRAS itu juga sekaligus meningkatkan kapasitas produksi baja hingga mencapai 10 juta ton per tahun, setelah perusahaan meningkatkan kepemilikan sahamnya dari 30 persen menjadi 50 persen di PT Krakatau Posco (KP).
Tak tanggung-tanggung investasi yang digodok KRAS untuk memperluas kapasitas produksinya mencapai USD3,5 miliar atau setara Rp54,58 triliun. Nilai ini bagian dari kerja sama antara KRAS dan Posco yang telah disepakati sejak 2022 lalu melalui MoU.
Dari MoU, Krakatau Steel dan Posco menyepakati investasi perluasan kapasitas produksi PT Krakatau Posco yang direncanakan dapat mencapai 10 juta ton per tahun, baik produk hulu maupun hilir. Salah satunya dengan membangun pabrik CRM fase II.
Perencanaan ini memungkinkan Krakatau Steel dan Posco untuk menghasilkan produk baja bernilai tambah tinggi seperti baja otomotif, sebagai dukungan terhadap rencana pemerintah menjadikan Indonesia sebagai basis industri mobil listrik dunia.
“Pengembangan atau ekspansi CRM ini bagian dari projek KS dan Posco 10 juta (ton) cluster Cilegon. Fase pertama 3 juta ton, di fase kedua yang sekarang ini kita sedang persiapkan, itu juga 3 juta ton untuk hulunya. Nanti fase ketiganya atau terakhir 4 juta ton. Jadi (semuanya) 10 juta ton," papar Purwono.
Tak hanya itu, BUMN baja ini juga menggodok kerja sama dengan Nippon Steel untuk bisa merealisasikan target produksinya. Kolaborasi itu melalui perusahaan patungan joint venture (JV) yakni PT Krakatau Nippon Steel Synergy (KNSS).