Di Amerika Serikat dan Uni Eropa, pembangkit listrik tenaga batu bara juga diperkirakan meningkat hampir 20% di tahun yang sama. Permintaan batu bara secara global diperkirakan rebound 6% pada 2021, mendekati tingkat rekor yang dicapai pada 2013 dan 2014.
Permintaan batu bara global juga diproyeksikan mencapai titik tertinggi baru dalam dua tahun ke depan pasca 2021.
Tren batu bara global akan dipengaruhi oleh dominasi China dan India. Kedua negara merupakan konsumen utama batu bara global mencapai 2/3 persen. Di China, pertumbuhan permintaan batu bara diperkirakan rata-rata kurang dari 1% per tahun antara tahun 2022 dan 2024.
Permintaan batu bara China rebound lebih dari 10% pada paruh pertama 2021. Namun, produksi nasional tidak mampu mencukupi kebutuhan karena banyak tambang batu bara telah ditutup di negara Tirai Bambu tersebut, di tengah kekhawatiran pemerintah akan adanya kelebihan pasokan.
Di India, pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan peningkatan elektrifikasi diperkirakan akan mendorong pertumbuhan permintaan batu bara sebesar 4% per tahun.
“Kondisi ini akan meningkatkan permintaan batu bara global hingga 130 juta ton (Mt) antara tahun 2021 dan 2024,” tulis IEA.
Berdasarkan tren saat ini, permintaan batu bara global akan meningkat menjadi 8.025 Mt pada tahun 2022, level tertinggi yang pernah ada, dan akan tetap ada hingga tahun 2024.
Secara mengejutkan, tidak banyak teknologi yang dapat menggantikan penggunaan batu bara untuk industri seperti produksi besi dan baja di masa depan.
Harga batu bara pernah mencapai harga tertinggi sepanjang masa pada awal Oktober 2021. Ditunjang impor batu bara di Eropa, misalnya, mencapai USD 298 per ton. Namun kini, harganya mencapai USD417,75 per ton, berdasarkan data perdagangan Newcastle per 28 September 2022, pukul 14.00 WIB.
Bukan tidak mungkin eksistensi emas hitam ini akan mencapai kejayaannya sekali lagi, di tengah krisis energi yang berkecamuk. Perang Rusia-Ukraina yang tampaknya belum akan selesai dalam waktu dekat nampaknya akan memupus harapan dunia beralih ke energi baru terbarukan (EBT).
Sementara bukti menunjukkan bahwa EBT belum mampu mengatasi krisis energi di Eropa, batu bara masih menjadi jalan keluar instan bagi kebutuhan sekarang. Bukan tidak mungkin emas hitam bakal All Time High (ATH) sekali lagi. (ADF)