IDXChannel - Indonesia mencatatkan penurunan nilai ekspor sebesar 29,4% secara year on year (yoy) per April 2023. Secara bulanan, nilai ekspor juga menurun 17,62% pada periode tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam keterangan resmi, Senin (15/5/2023).
Penurunan ini disebabkan adanya penurunan ekspor komoditas logam mulia dan perhiasan/permata dan bahan bakar mineral.
Sejalan dengan penurunan ini, nilai impor Indonesia turun sebesar 25,45% secara bulanan. Penurunan nilai impor utamanya disebabkan oleh impor barang modal yang mengalami penurunan sebesar 36,66%.
Meski demikian, per April 2023, neraca perdagangan barang RI menggenapkan tren surplus dalam 36 bulan berturut-turut.
Surplus neraca dagang tercatat sebesar USD3,94 miliar, yang tercatat lebih besar di banding bulan sebelumnya.
Di samping itu, Indonesia baru saja menutup KTT ASEAN 2023 yang dilaksanakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) 6 hingga 11 Mei 2023.
Dari hasil pertemuan KTT ASEAN 2023, terdapat tiga kesimpulan yang bisa disarikan dari pertemuan puncak pimpinan negara-negara di Asia Tenggara.
Pertama, pemimpin ASEAN memberikan perhatian penuh terhadap hal-hal yang terkait kepentingan rakyat, termasuk perlindungan migran dan korban perdagangan manusia.
Kedua, memberikan perhatian terhadap penyelesaian konflik Myanmar. Rezim di negara pagoda itu dinilai telah menciderai nilai-nilai kemanusiaan. Kebijakan rezim negara dinilai sudah tidak bisa ditoleransi.
Ketiga, melakukan penguatan kerja sama ekonomi. Pemimpin ASEAN sepakat untuk membangun ekosistem mobil listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia di ekosistem tersebut.
Sebagai upaya menguatkan ekonomi kawasan, aktivitas perdagangan regional juga menjadi penting untuk dikembangkan.
Aktivitas Perdagangan RI-ASEAN April 2023
Laporan terbaru perdagangan Indonesia di kawasan ASEAN mencatatkan surplus sebesar USD2,82 miliar sepanjang Januari hingga April 2023. Secara rinci, ekspor Indonesia ke ASEAN tercatat sejumlah USD17,62 miliar dan impor tercatat USD14,8 miliar.
Dari jumlah tersebut, Indonesia mencatatkan surplus hingga minus neraca perdagangan dengan beberapa negara Asia Tenggara.