sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

KTT ASEAN 2023, Kemitraan Strategis Dukung Ketahanan Ekonomi Kawasan

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
12/05/2023 07:30 WIB
Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) optimistis negara-negara di ASEAN bisa menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dunia.
KTT ASEAN 2023, Kemitraan Strategis Dukung Ketahanan Ekonomi Kawasan. (Foto: galleryasean2023.id)
KTT ASEAN 2023, Kemitraan Strategis Dukung Ketahanan Ekonomi Kawasan. (Foto: galleryasean2023.id)

IDXChannel - Indonesia menjadi tuan rumah KTT ASEAN ke 42 pada 2023. Bertempat di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), KTT ini menjadi ajang pertemuan pemimpin di kawasan Asia Tenggara.

Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) optimistis negara-negara di ASEAN bisa menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dunia.

"Kita punya side kuat sebagai epicentrum of growth yaitu ekonomi yang tumbuh jauh di atas rata-rata dunia, kemudian bonus demografi, dan kestabilan kawasan yang terjaga," jelasnya dalam pidato pembukaan puncak pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-42, Rabu (10/5/2023).

Apalagi, kata Jokowi, saat ini ekonomi global belum sepenuhnya pulih, rivalitas makin tajam, dinamika dunia makin tidak terprediksi.

"Dan yang menjadi pertanyaan apakah ASEAN akan menjadi penonton? Apakah ASEAN hanya akan diam? Dan apakah ASEAN mampu menjadi motor perdamaian dan pertumbuhan?" ujar Jokowi.

Sehingga ke depan, kata Jokowi, ASEAN harus makin memperkuat integrasi ekonominya, memperkuat kerja sama inklusi, termasuk implementasi aset dan memperkokoh arsitektur kesehatan, pangan, energi, dan stabilitas keuangan.

"Mari bekerja keras menjadikan ASEAN Matters Epicentrum of Growth dan dengan ini saya nyatakan KTT Ke-42 ASEAN dibuka," kata Jokowi sembari mengetuk palu tiga kali tanda puncak acara KTT ASEAN sudah dimulai.

Seperti apa kondisi perekonomian kawasan regional ini dan bagaimana proyeksi serta kerja sama ekonomi ASEAN dapat dikembangkan ke depan?

Ekonomi ASEAN Stabil di Tengah Guncangan

Ekonomi global sedang tidak baik-baik saja. Proyeksi IMF menyebutkan pertumbuhan ekonomi global 2023 diperkirakan hanya tumbuh sebesar 2,7%.

Angka ini menurun dibandingkan 3,2% pada 2022 dan 6% pada 2021 dan di tengah ancaman resesi yang masih membayangi.

Sementara itu, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) mewarnai kondisi ekonomi saat ini dan diprediksi masih akan terus berlanjut.

Di tengah kondisi ini, pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara masih berada di atas pertumbuhan rata-rata dunia.

Dalam satu dekade terakhir, rata-rata pertumbuhan tahunan ASEAN mencapai 3,98%, di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,6%.

Ekonomi di Asia Tenggara didominasi oleh lima motor utama, yakni Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Berdasarkan kerangka proyeksi OECD Development Center, rata-rata pertumbuhan PDB riil ASEAN diperkirakan mencapai 4,6% pada 2023 dan 4,8% pada 2024. Meskipun lebih lambat dibandingkan 2022, namun ekonomi ASEAN menunjukkan ketahanan.

Sejumlah negara ASEAN juga masih diproyeksi mencatatkan resiliensi ekonomi setahun ke depan meskipun guncangan global masih menghantui. (Lihat tabel di bawah ini.)

Jika ditelaah per negara, PDB riil Indonesia tumbuh sebesar 5,3% sepanjang 2022. Kondisi ini didorong oleh konsumsi domestik, investasi, dan ekspor yang kuat.

Beralih ke negara tetangga, PDB riil Malaysia tumbuh sebesar 8,7% pada 2022, dipimpin oleh konsumsi domestik dan jasa.

Namun ekspor bersih memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan.

Pada 2023, pertumbuhan ekonomi Malaysia diperkirakan akan melambat menjadi 4,0% akibat perlambatan ekonomi global dan pengetatan kebijakan moneter.

Beralih ke Filipina, PDB riil negara ini tumbuh sebesar 7,6% sepanjang 2022, didorong oleh pengeluaran rumah tangga, meskipun ada tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga.

Di Thailand, PDB riil tumbuh sebesar 2,6% pada 2022, didukung oleh konsumsi pribadi dan ekspor bersih.

Perekonomian Viet Nam tumbuh paling tinggi di antara negara ASEAN lainnya sebesar 8% pada 2022. Pencapaian ini bahkan melampaui tingkat pertumbuhan global, dan diperkirakan akan melanjutkan kinerja kuatnya sebesar 6,4% pada 2023.

Viet Nam masih menjadi negara favorit tujuan investasi asing di bidang manufaktur, terutama di bidang elektronik, mesin, dan alas kaki.

Halaman : 1 2 3
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement