Nilai kapitalisasi pasar IHSG ini mencatatkan level tertinggi sepanjang sejarah (all time high) pada akhir 2022.
Rekor itu tercapai pada 27 Desember 2022 sebesar Rp9.600 triliun.
Tak hanya itu, FDI Indonesia selama tiga tahun terakhir juga tetap stabil di sekitar USD 20 miliar per tahun.
Cerita serupa terjadi di Thailand, di mana setelah penurunan besar pada 2020, investor mulai kembali ke pasar saham Thailand setahun berikutnya.
Meskipun sempat terjadi aksi jual jangka pendek, pasar telah berjalan cukup solid sejak saat itu.
Menurut Bank of Thailand, investasi asing langsung lebih tinggi pada tiga kuartal pertama tahun 2022 dibandingkan dengan tiga kuartal pertama 2019.
Peluang Penguatan Perdagangan
Salah satu kunci pertumbuhan ekonomi kawasan adalah perdagangan yang saling menguntungkan.
Bagi Indonesia, ini dapat menjadi peluang untuk semakin memerkuat perdagangan regional.
Singapura masih menjadi mitra dagang utama Indonesia di kawasan ASEAN pada 2022. (Lihat grafik di bawah ini.)
Sepanjang tahun lalu, total nilai perdagangan Indonesia dengan Singapura mencapai USD 33,8 miliar.
Angka ini terdiri dari ekspor dan impor Indonesia masing-masing senilai USD 14,4 miliar dan USD 19,4 miliar.
Secara kumulatif, nilai perdagangan dengan Singapura paling besar dibanding transaksi dengan negara-negara tetangga lain.
Namun, jika dirinci berdasarkan arus perdagangannya, pasar ekspor terbesar Indonesia pada 2022 adalah Malaysia, sedangkan pasar impor nomor satu Singapura.
Pada 2022 Indonesia juga banyak berdagang dengan Thailand, Filipina, dan Vietnam. Sementara perdagangan dengan Myanmar, Brunei, Kamboja, Timor Leste, dan Laos nilainya masih kecil.
Sementara berdasarkan laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor nonmigas per Maret 2023 terbesar adalah ke China yaitu USD5,67 miliar dan kedua ke ASEAN sebesar USD 4,09 miliar.
Adapun negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Maret 2023 adalah China senilai USD 15,04 miliar (32,26%), Jepang USD4,25 miliar (9,12%), dan Thailand USD2,92 miliar (6,26%). Impor nonmigas dari ASEAN USD8,07 miliar (17,31%). (Lihat grafik di bawah ini.)
Pentingnya Kerjasama Jalur Keuangan
Indonesia juga memperkuat kerjasama keuangan dengan memperkuat dedolarisasi dengan Local Currency Transaction (LCT).
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berpendapat momentum Keketuaan ASEAN 2023 dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memperluas kerjasama penggunaan mata uang lokal ini.
Menurut Bima, LCT dapat memberikan dampak positif yang bersifat jangka panjang terhadap stabilitas mata uang bila dijalankan dengan baik.
Sebab, ia berperan dalam mengurangi ketergantungan negara terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Artinya, negara-negara yang terlibat dalam kerja sama LCT bisa menghindari risiko dari fluktuasi dolar AS.
Bhima juga menilai inisiatif LCT merupakan opsi terbaik yang bisa dilakukan untuk memperkuat kerja sama keuangan di kawasan saat ini.
“Saya kira itu yang paling rasional sebelum menggagas mata uang bersama di ASEAN, misalnya. Jadi, lebih baik fokus dulu pada pemanfaatan mata uang lokal,” jelas Bhima.
Dirinya pun merekomendasikan pemerintah untuk memberikan insentif kepada eksportir dan importir sebagai pelaku utama dalam transaksi perdagangan kawasan.
Pasalnya, ia melihat penyerapan mata uang lokal di kalangan eksportir dan importir terbilang masih rendah.
Misalnya, dalam transaksi perdagangan antara Thailand dan Indonesia, porsi penyerapan penggunaan mata uang lokal masih berada di kisaran 4%.
Hal itu menunjukkan perdagangan logistik masih lebih banyak yang mengandalkan pembayaran dengan menggunakan mata uang non-lokal, seperti dolar dan euro.
Sejumlah indikator ekonomi yang baik kawasan Asia Tenggara menjadi potensi yang perlu diperkuat melalui kerjasama regional. KTT ASEAN 2023 diharapkan mampu memberikan hasil konkret untuk semakin memperkuat taji Asia Tenggara di mata dunia di tengah kemunduran negara-negara ekonomi utama dunia. (ADF)