Hal tersebut dikarenakan beras yang sudah rusak tersebut sudah diganti oleh pihak JNE dengan meminta kembali kepada pihak PT Storesend Elogiatic Indonesia (SSI).
"Jadi ketika beras itu rusak, kita langsung minta pengganti ke SSI, dan dari JNE langsung mengirim lagi ke penerrima manfaat bantuan," katanya.
"Jadi beras yang sudah rusak itu diganti oleh JNE dengan memotong honor yang didapatkan dari pengiriman tersebut," tambahannya.
Hotman mengatakan jumlah beras yang rusak sebanyak 3,4 ton, dari jumlah keseluruhan beras sebanyak 6.199 ton.
"Secara presentasi hanya 0.05 persen, kurang dari setengah persen yang rusak dan itu langsung dilakukan pengiriman kepada masyarakat," pungkasnya.