sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kurang Melek Digitalisasi, OJK Sebut Pengawasan BPR Sulit Dilakukan

Economics editor Hafid Fuad
15/03/2021 12:35 WIB
Ketua DK Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengeluhkan susahnya mengurus Bank Perkreditan Rakyat atau BPR karena size yang kecil dan gagap teknologi. 
Kurang Melek Digitalisasi, OJK Sebut Pengawasan BPR Sulit Dilakukan (FOTO: MNC Media)
Kurang Melek Digitalisasi, OJK Sebut Pengawasan BPR Sulit Dilakukan (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Ketua DK Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengeluhkan susahnya mengurus Bank Perkreditan Rakyat atau BPR karena size yang kecil dan gagap teknologi.  

Data OJK menunjukkan terdapat 1.669 BPR yang menggarap pasar mikro dan kecil. Mayoritas atau 1.506 termasuk konvensional dan 163 merupakan BPR syariah. 

Sementara bank umum yang diawasi saat ini berjumlah 107 bank. "Bank umum lebih baik secara governance dan sudah transparan. Tapi BPR kecil-kecil dan letaknya jauh. Bahkan karena ukurannya terlalu kecil lalu pengurusnya tidak terlalu paham," kata Wimboh dalam sesi webinar, Senin(15/3/2021). 

Menurutnya, saat ini pengawasan BPR sulit dilakukan secara harian atau day to day karena sulitnya digitalisasi khususnya dalam pelaporan data. 

"Sehingga kalau ada masalah fraud BPR kita lakukan enforce penutupan dan dana nasabah diganti melalui LPS," katanya. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement