sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kurang Melek Digitalisasi, OJK Sebut Pengawasan BPR Sulit Dilakukan

Economics editor Hafid Fuad
15/03/2021 12:35 WIB
Ketua DK Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengeluhkan susahnya mengurus Bank Perkreditan Rakyat atau BPR karena size yang kecil dan gagap teknologi. 
Kurang Melek Digitalisasi, OJK Sebut Pengawasan BPR Sulit Dilakukan (FOTO: MNC Media)
Kurang Melek Digitalisasi, OJK Sebut Pengawasan BPR Sulit Dilakukan (FOTO: MNC Media)

Karena itu, OJK akan segera melakukan digitalisasi untuk BPR meliputi agregator informasi, produk dan layanan paripurna, peningkatan kemampuan penyampaian laporan yang ditargetkan harian, dari sebelumnya bulanan atau triwulanan. 

"BPR akan diawasi secara digital dan seluruh aktivitasnya terhubung langsung dengan kantor pusat OJK agar aktivitasnya diawasi ketat," jelasnya. 

Digitalisasi kepada BPR juga untuk meningkatkan inklusi keuangan kepada masyarakat mengingat keberadaan BPR dekat dengan nasabah mulai di pinggiran kota, pedesaan bahkan di daerah terisolasi. 

Berdasarkan data OJK total aset per Desember 2020, pangsa pasar industri BPR mencapai 91,21 persen atau Rp155 triliun, tumbuh 3,64 persen secara tahunan. 

Sedangkan untuk BPR Syariah, memiliki pangsa pasar 8,79 persen atau Rp14,95 triliun, tumbuh 8,67 persen secara tahunan. (sandy)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement