Sementara itu, Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, pada hari Rabu mengatakan bahwa ia lebih suka mempertahankan suku bunga tetap seperti saat ini sampai ada "bukti jelas" bahwa inflasi kembali ke target 2 persen The Fed.
Dari sentimen domestik, pemerintah menargetkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 sebesar 2,68 persen dari produk domestik bruto (PDB). Outlook defisit tersebut dinilai melebihi batas aman dalam target sebesar 2,53 persen dari PDB.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi melemah dalam rentang Rp16.730-Rp16.770 per dolar AS.
(Rahmat Fiansyah)