Quincey membela kebijakan kenaikan harga perusahaannya. Dia beralasan langkah itu terpaksa dilakukan karena lonjakan biaya operasional.
“Kita masih menghadapi kenaikan biaya input, khususnya harga komoditas pertanian,” kata Quincey.
Kinerja Coca Cola sangat kontras dengan pesaingnya, PepsiCo, yang menurunkan target pendapatan setahun penuh setelah membukukan penjualan yang lebih lemah dari perkiraan pada kuartal kedua. (Wahyu Dwi Anggoro)