Pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk dari sisi industri padat karya yang kerap menggunakan produknya, juga menjadi kendalanya. Bahkan beberapa industri dan proyek juga harus guling tikar karena ketiadaan pangsa pasar.
"Pandemi Covid-19 sangatlah berpengaruh terhadap jumlah dan kapasitas produksi kami, hal ini dikarenakan banyaknya industri-industri yang harus gulung tikar sehingga kami kehilangan market. Terdapat juga industri-industri padat karya yang harus mengurangi jumlah pekerja, dikarenakan aturan social distancing dari pemerintah, yang mengharuskan kami para pelaku industri mengurangi kapasitas produksi, untuk tetap dapat melakukan kegiatan produksi," terangnya.
Namun diakuinya secara omzet pendapatan tak terlalu signifikan menurun drastis. Beberapa proyek industri dan konstruksi di Sumatera hingga Papua menjadi sasaran pangsa pasar sarung tangan safety ini.
"Pandemi ini kita memang terdampak, tapi tidak signifikan, karena masih banyak industri seperti logistik, energi, industri vital tertentu, konstruksi, yang masih membutuhkan sarung tangan safety," katanya.
Pihaknya juga berkomitmen untuk terus menjaga kualitas kendati terdapat penurunan produksi imbas adanya pandemi Covid-19. "Kami komitmen untuk itu, kami memakai berbagai macam mesin mesin untuk memenuhi permintaan pelanggan tentunya kami juga memiliki tenaga kerja yang mumpuni," jelas pria berusia 32 tahun ini.