"Kita tidak mau main-main. Jadi makanya sekarang orang bicara soal green. Jadi jangan ditipu lagi dengan data-data yang tidak benar," ungkap dia.
Pengembangan teknologi STAL yang menggunakan metode hidrometalurgi ini, dipandang sebagai sebuah terobosan untuk aplikasi teknologi pengolahan nikel dalam skala lebih kecil dibandingkan dengan jenis-jenis teknologi yang digunakan pada industri pengolahan logam dasar.
Teknologi tersebut dapat berbentuk secara modular dan dipandang cocok untuk diterapkan pada lokasi-lokasi yang dekat dengan wilayah pertambangan nikel (mine mouth). Dengan teknologi modular ini, dinilai besaran yang dibutuhkan akan bisa dijangkau oleh industri pertambangan pada skala yang lebih kecil dan yang banyak terdapat di Indonesia.
Desain teknologi STAL yang dikembangkan ini akan membutuhkan bijih nikel sebesar 170 ribu ton bijih nikel pertahun-nya atau 600 ton perhari untuk setiap modular STAL.
STAL dapat mengolah Nickel Ore dengan kadar rendah sampai 1,1%. Listrik yang dibutuhkan dalam menggunakan teknologi ini sebesar 1,3 mega watt hour untuk menghasilkan 1800 ton nikel.