sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Lesunya Harga Komoditas Jadi Beban Pertumbuhan PDB RI Kuartal-III 2023

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
06/11/2023 12:44 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian Indonesia bertumbuh sebesar 4,94 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III-2023.
Lesunya Harga Komoditas Jadi Beban Pertumbuhan PDB RI Kuartal-III 2023. (Foto: MNC Media)
Lesunya Harga Komoditas Jadi Beban Pertumbuhan PDB RI Kuartal-III 2023. (Foto: MNC Media)

Sejumlah harga komoditas utama seperti batu bara, CPO, dan nikel memang berkinerja kurang memuaskan sepanjang tahun ini.

Sepanjang tahun ini, harga nikel berjangka tertekan 22,78 persen secara yoy dan saat ini berada pada kisaran USD18.000 per ton. Angka ini tidak jauh dari level terendah dalam dua tahun yang dicapai pada tanggal 26 Oktober lalu di tengah memburuknya prospek permintaan yang dipicu oleh kekhawatiran akan kenaikan suku bunga dan karena tekanan inflasi yang terus berlanjut.

Pada saat yang sama, sektor kendaraan listrik juga tengah sedang mengalami penurunan. Produsen baterai untuk kendaraan listrik baru secara bertahap membatasi aktivitas pembelian bahan bakar mereka sejak awal kuartal ketiga tahun ini.

Sebulan terakhir juga menjadi bulan yang suram bagi emas hitam. Batu bara berjangka Newcastle diperdagangkan di bawah USD135 per ton, tepatnya di level USD122,5 per ton.

Angka ini menjadi yang terendah dalam sebelas minggu, karena peningkatan produksi batu bara sebagai respons terhadap meningkatnya permintaan listrik. Dalam sepekan kemarin, harga batu bara tertekan 9,39 persen.

Minyak sawit berjangka Malaysia melonjak ke level MYR3.780 per ton pada awal November 2023. Ini merupakan level tertinggi dalam dua minggu terakhir, didukung oleh tanda-tanda permintaan luar negeri yang kuat dan adanya hambatan baru dalam perdagangan.

Dalam sebulan, harga CPO menguat 3,63 persen di antara komoditas lainnya.

Surveyor kargo mencatat bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia naik 6,6 persen dan 8,9 persen sepanjang Oktober dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan kuatnya aktivitas pembelian dari konsumen utama di Asia Tenggara.

Selain itu, kenaikan harga CPO juga didukung oleh keputusan Indonesia untuk memperpanjang kebijakan Kewajiban Pasar Domestik (DMO) hingga akhir 2024 untuk membatasi kenaikan harga domestik.

Keputusan tersebut memperpanjang periode pembatasan ekspor bagi produsen utama CPO dunia tersebut. Kondisi ini meningkatkan persaingan pengiriman ekspor CPO dengan Malaysia yang disebut semakin langka karena terganggunya pasokan. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement