Untuk pengembangan pembangkit 75 persen berbasis energi terbarukan saja, dibutuhkan pendanaan yang diperkirakan menembus USD100 miliar hingga 2033.
Karena itu, PLN terus menggalang pembiayaan hijau dari lembaga publik, bilateral, multilateral hingga swasta dengan merancang beberapa inisiatif pembiayaan salah satunya melalui penyusunan Sustainable Linked Financing Framework (SLFF) dan Green Financing Framework (GFF).
Dalam pengembangan PLTS berkapasitas 50 MW, PLN Nusantara Power (NP) lewat anak usahanya, PLN Nusantara Renewables (NR) menggandeng perusahaan pengembang energi terbarukan asal Singapura, Sembcorp Industries pada 29 Februari 2023.
Keduanya membentuk perusahaan patungan atau joint venture bernama PT Nusantara Sembcorp Solar Energy (NSSE) untuk mengelola PLTS tersebut. Investasi yang digelontorkan mencapai USD60 juta dengan kepemilikan saham PLN NP mencapai 51 persen dan Sembcorp 49 persen.
PLTS ini diproyeksi dapat menghasilkan sekitar 93 GWh energi hijau per tahun serta mampu menekan emisi karbon 104.000 ton per tahun dengan target selesai terbangun pada akhir 2024.