Banyak uang milik orang-orang kaya yang disimpan di family office. Hal itu akhirnya berdampak pada pembangunan yang terjadi di kedua negara tersebut.
Meski begitu, Luhut menilai, saat ini, Singapura dan Hong Kong tengah mengalami perubahan dan konflik di masing-masing negara. Hong Kong mengalami peningkatan tensi geopolitik, sedangkan Singapura tengah mengalami perubahan regulasi investasi.
"Namun akhir-akhir ini, peningkatan kondisi geopolitik di Hong Kong, serta perubahan regulasi investasi di Singapura meningkatkan risiko dan ketidakpastian investor," kata Luhut mengutip unggahan yang dibagikan melalui akun instagram pribadinya.
Kedua situasi inilah yang menurut Luhut bisa berdampak pada iklim investasi di kedua negara tersebut. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia juga tengah menyiapkan family office yang diharapkan mampu menampung limpahan dana dari family office yang berada di Singapura dan Hong Kong.
"Inilah yang membuat Indonesia bisa mengambil kesempatan untuk menjadi alternatif dengan membentuk Wealth Management Centre, karena kondisi pertumbuhan ekonomi kita cukup kuat, kondisi politik pun juga stabil, serta orientasi geopolitik kita yang netral," tutur Luhut.
(Fiki Ariyanti)