IDXChannel - Presiden Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengatakan salah satu pemicu kericuhan di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) karena adanya kesenjangan upah antara pekerja lokal dan Tenaga Kerja Asing (TKA).
Said Iqbal mengatakan para pekerja lokal di PT GNI hanya diberikan upah sekitar Rp3,6 juta per bulan, di mana kenaikannya kira-kira Rp5 ribu. Hal itu yang menjadi sumbu dari adanya kericuhan yang terjadi di pabrik smelter yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2021 itu.
"Kemudian ada tentang upah, murah sekali upah di Morowali, tidak hanya di PT GNI, di Morowali memang rendah, ini tidak diperbaiki, karena ini perushaan raksasa tetapi upahnya sekitar Rp3,6 juta, kenaikan gaji cuma Rp5 ribu, kan menyakitkan seperti itu," ujar Said Iqbal saat dihubungi MNC Portal, Jumat (20/1/2023).
Di samping masalah upah, perbedaan budaya ketika Tenaga Kerja Asing (TKA) berdampingan dengan Tenaga Kerja Lokal juga membuat situasi di PT GNI memanas. Hingga pada puncaknya, bentrokan pun terjadi di dalam pabrik.
"Ada juga perilaku budaya, mereka kalau nyuruh itu suka pakai kaki, sebagian TKA, tidak semua, mungkin bagi dia biasa, tetapi bagaimana dengan orang Indonesia yang memiliki budaya timur," lanjut Said Iqbal.