IDXChannel - Indeks mata uang Asia terhadap dolar Amerika Serikat (AS) merosot ke titik terlemahnya dalam 19 bulan akibat penguatan greenback di tengah prospek suku bunga Federal Reserve (The Fed) akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Dilansir dari Bloomberg, Indeks Dolar Asia Bloomberg turun 0,1 persen pada Kamis (27/6/2024) ke level terendah sejak November 2022.
“Prospek suku bunga AS akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama merusak harapan pemulihan mata uang Asia,” kata Christopher Wong, ahli strategi valuta asing di Oversea-Chinese Banking Corp.
Kebangkitan dolar menimbulkan kekacauan di Asia tahun ini, memberikan tekanan pada bank sentral untuk mempertahankan mata uang mereka. Pasar terutama menunggu intervensi pihak berwenang Jepang untuk menstabilkan yen.
"Tekanan semakin bertambah menyusul pelemahan baru yuan dan yen. Bank sentral mungkin harus melakukan intervensi yang lebih kuat untuk meredakan volatilitas," kata Wong.
Indeks Bloomberg Dollar Spot telah naik hampir lima persen sejak akhir Desember 2023 karena pejabat The Fed memberikan sinyal bahwa mereka mungkin menunda penurunan suku bunga sampai inflasi turun secara berkelanjutan.
"Pelemahan yen dan yuan kemungkinan akan berdampak pada mata uang regional, terutama won dan dolar Taiwan," kata Alvin Tan, ahli strategi di RBC Capital Markets. (WHY)