IDXChannel - Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, meminta kenaikan harga BBM jenis subsidi, terutama Pertalite benar-benar dicermati pemerintah.
Pasalnya, kenaikan harga BBM bukan tidak mungkin diikuti sejumlah risiko. Pertama, bukan hanya masyarakat kelas miskin yang terdampak, tetapi juga daya beli kelas menengah rentan.
"Apa kondisi masyarakat miskin saat ini siap hadapi kenaikan harga BBM? masyarakat kelas menengah rentan juga akan terdampak. Mungkin sebelumnya mereka kuat beli Pertamax, tapi sekarang mereka migrasi ke Pertalite dan kalau harga Pertalite juga ikut naik, maka kelas menengah akan korbankan belanja lain," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu(20/8/2022).
Jika demikian, masyarakat yang tadinya bisa berbelanja baju, mau membeli rumah lewat KPR, hingga menyisihkan uang untuk memulai usaha baru akhirnya mengalihkan kebutuhan lainnya untuk membeli bensin.
"Imbasnya apa? Permintaan industri manufaktur bisa terpukul, serapan tenaga kerja bisa terganggu. Dan target-target pemulihan ekonomi pemerintah bisa buyar," ungkap Bhima.
Bhima juga mengingatkan jika inflasi menembus angka yang terlalu tinggi dan serapan tenaga kerja terganggu, Indonesia bisa menyusul negara lain yang masuk fase Stagflasi. Jika itu terjadi pemulihan bisa memakan waktu tiga hingga lima tahun akibat daya beli yang terganggu.