Hal ini dilakukan agar langkah pemenuhan kebutuhan beras seperti melalui upaya impor berlangsung efektif.
"Berjuang untuk mendapatkan beras dari luar negeri yang negara-negara lain juga bertahan menyimpan untuk penduduk mereka sendiri, nanti saya kira ada rapat khusus di tingkat pusat," tutur Tito.
Tito menjelaskan, selain karena adanya kemarau panjang atau El Nino di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia, permintaan beras juga bakal naik di tahun politik.
Hal ini lantaran beras kerap digunakan sebagai alat kampanye oleh peserta pemilu. Kondisi ini bakal memicu kenaikan harga, bila stok beras kurang memadai.
"Nah ini sudah ditugaskan Bulog, Kementan, Badan Pangan, untuk mengatur stabilitas harga ini," ungkap Tito.