IDXChannel - Dari banyaknya model bisnis, Digital Native Virtual Brand (DNVB) menjadi salah satu model yang dapat digunakan dalam menjalankan usaha.
Keuntungan dari penerapan model bisnis DNVB ini adalah produsen dapat mengontrol secara langsung Cost of Goods Sold (COGS) atau Harga Pokok Penjualan (HPP).
Dibandingkan model bisnis lain, DNVB dapat menguntungkan produsen karena cost yang dikeluarkan lebih sedikit, model bisnis ini dapat memangkas budget untuk marketing dan operasional jika harus membayar jasa distributor atau pihak ketiga lainnya.
Di Indonesia sendiri terdapat startup yang fokus membahas model bisnis yang satu ini. Memulai perjalanannya pada 2020, Digital Native Virtual Brand (DNVB) Indonesia yang dikenal di Instagram dengan dnvb.id merupakan startup berbasis enterpreunership education platform.
Novia Nurist Naini yang kerap disapa Nurist, founder sekaligus CEO DNVB Indonesia mengungkapkan terdapat satu paper dari McKinsey yang menjelaskan bahwa masa depan dari pasar adalah difusi.
Maksudnya, proses peyebaran produk secara langsung dari sumber ke pasar. Tidak hanya bisnis besar yang dapat menjalankannya, para pebisnis pemula juga dapat menggunakan metode ini untuk memulai usaha.
"Melalui Instagram, DNVB Indonesia mengedukasi masyarakat dengan mengunggah konten terkait finansial dan melakukan pemasaran untuk kelas daring yang menjadi 'produk' DNVB Indoneia itu sendiri. Mengusung konsep fraud forum basic, kelas daring tersebut mengundang praktisi terkait silmu seputar pengelolaan usaha atau bisnis," ujar Nurist dalam Break Time bersama IDXChannel, Jumat (3/2/2023).
"Spesifik tools practicalnya pasti ilmu sosial media, DNVB itu brand yang terlahir online jadi DNA-nya itu memasarkan secara online langsung ke customer. Untuk bisa direct langsung ke costumer, skill story telling, skill engaging, skill sosial media itu perfect," imbuh Nurist.
Kelas online yang diberi nama Gossip Forum itu merupakan ide dari 3 founder DNVB Indonesia, yakni Novia dan kedua temannya. Berawal dari paper yang Nurist buat semasa kuliah tentang bagimana cara mendemokratisasi pendidikan dan informasi lewat gossip.
"Layaknya gossip is the fastest way to transfer knowledge. Jadi konsepnya kita satu jam pertama itu lecture, satu jam selanjutnya itu gossip, terus catatan gossipnya ini ada di kontennya gitu, jadi kontennya kita crafting sedemikian rupa biar bisa menghasilkan buah bibir seperti filosofi gossip itu sendiri," jelas Nurist.
Nurist mengatakan target audiens DVNB Indonesia menaruh 60% untuk brand owners dan brand founders, serta 40% lainnya untuk para entrepreuners enthusiast. (NIA)
Penulis: Anabela C Zahwa