IDXChannel - Piala Dunia 2022 telah dibuka pada Minggu malam (20/11) dengan pertandingan perdana antara Qatar versus Ekuador. Pertandingan ditutup dengan kemenangan Ekuador atas tuan rumah dengan skor 0-2.
Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 melalui serangkaian proses yang dinamis. Bahkan menimbulkan pro-kontra bagi penggemar sepak bola. Mengingat, Piala Dunia kali ini digelar di negara Timur Tengah untuk pertama kalinya dan di Asia untuk kedua kalinya.
Qatar sebagai negara memiliki keunggulan di sektor ekonomi hingga pariwisata. Namun, negara Arab Teluk ini unggul dibidang komoditas terutama minyak dan gas.
Berkat sumber daya alam ini, Qatar menjadi salah satu negara terkaya di dunia.
Produk Domestik Bruto (PDB) di Qatar bernilai USD179,57 miliar pada tahun 2021, menurut data resmi dari Bank Dunia. Nilai PDB Qatar mewakili 0,02% dari ekonomi dunia.
PDB per kapita Qatar saat ini mencatat pertumbuhan tertinggi yang memecahkan rekor dunia sebesar 1.156% dibanding tahun 70-an. Nilainya mencapai USD55.920 per penduduk Qatar.
Adapun menurut data Trading Economics, perekonomian Qatar naik 6,3% year-on-year (YoY) pada kuartal kedua tahun 2022. (Lihat tabel di bawah ini.)
Angka ini menyusul pertumbuhan 2,5% pada periode tiga bulan sebelumnya. Itu adalah ekspansi setelah resesi yang disebabkan pandemi, dan laju terkuat dalam pertumbuhan PDB sejak kuartal pertama 2012, terutama ditopang sektor non-pertambangan dan penggalian sebesar 9,7%.
Pada saat yang sama, kegiatan pertambangan dan penggalian juga meningkat sebesar 1,2%. Kontribusi positif utama berasal dari transportasi & penyimpanan sebesar 19,6%, konstruksi 18,9%, perdagangan besar dan eceran, reparasi kendaraan bermotor dan sepeda motor sebesar 20,3%, dan kegiatan real estate 10,6%.
Secara triwulanan, PDB tumbuh sebesar 3,6% dan merupakan ekspansi pertama dalam PDB sejak triwulan ketiga 2021.
Adapun inflasi tahunan Qatar juga tercatat meningkat selama tujuh bulan berturut-turut di tahun ini. Inflasi berada di level 6,03% pada September 2022 dan menjadi yang tertinggi sejak Desember lalu.
Tekanan inflasi ini terutama berasal dari sektor pariwisata dan budaya sebesar 35,59% dibandingkan 27,88% di bulan Agustus. Penyumbang inflasi kedua adalah sektor perumahan dan utilitas mencapai 10,65% dibanding bulan sebelumnya 8,75%).
Di sisi lain, inflasi harga makanan dan minuman justru melambat 4,06% dibanding bulan sebelumnya sebesar 5,77% dan untuk transportasi mengalami kontraksi menjadi minus 0,40% dibanding bulan sebelumnya 3,20%.
Ini menjadi kabar kurang sedap bagi para penonton yang ingin merasakan sensasi Piala Dunia secara langsung. Pasalnya, bisa jadi biaya liburan di Qatar juga akan semakin membengkak.
Penghasil Gas Alam Terbesar
Sama seperti tipikal negara arab lainnya, Qatar diberkahi dengan sumberdaya alam melimpah berupa minyak dan gas (migas).
Sebelum adanya oil boom, Qatar adalah negara miskin yang mengandalkan sektor hasil laut berupa mutiara. Negara ini memulai eksplorasi ladang migas dimulai pada tahun 1939.
Hingga pada tahun 1973, produksi dan pendapatan minyak Qatar meningkat secara dramatis. Qatar seolah ‘ketiban durian runtuh’ dari sebelumnya sebagai negara termiskin di dunia berubah menjadi salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di dunia.
Qatar juga menjadi anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC.
Produksi minyak Qatar tumbuh pesat antara tahun 2001 hingga 2012, dengan produksi mencapai 1,82 juta barel per hari(BOPD) pada 2021. Sementara setahun sebelumnya, volume produksi hanya sebesar 294 ribu BOPD.
Menurut BP Statistical Review of World Energy 2022, konsumsi energi primer di Qatar pada tahun 2021 adalah 1,93 exajoule dan didominasi oleh gas alam sebesar 74,6% dan diikuti oleh minyak sebesar 25,4%.
Menurut cadangan terbukti migas, negara ini masing-masing menduduki peringkat 13 untuk minyak dan peringkat 3 dunia untuk gas alam.
Menurut data tahun 2021, cadangan minyak terbukti di Qatar sebesar 13,8% dan gas alam 86,2%.