Sementara itu, Pertamina hingga Shell sudah menyiapkan rencana untuk mengatasi dampak penutupan Selat Hormuz.
Dilansir dari Bloomberg, Shell merupakan salah satu perusahaan minyak bumi dan gas alam terbesar di dunia.
Kepala Eksekutif Shell Wael Sawan mengatakan, jika selat itu ditutup maka berdampak besar untuk perdagangan global.
“Jika jalur itu tersumbat, dampaknya akan sangat besar pada perdagangan global,” kata Wael Sawan di Japan Energy Summit & Exhibition di Tokyo.
"Kami memiliki rencana jika keadaan memburuk," katanya.
Pertamina juga sudah mempertimbangkan rute pelayaran alternatif untuk mengangkut minyak jika Selat Hormuz terganggu.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, rute pelayaran alternatif tersebut antara lain lewat Oman atau India.
"Pertamina telah mengantisipasi hal tersebut," kata Fadjar.
(Nur Ichsan Yuniarto)